Facebook Page Saya Baru. Untuk Apa?

Saat pertama kali om Nukman Luthfie menganjurkan untuk membuat Facebook Page untuk pribadi, dalam hati saya tertawa, “Buat apa? Toh saya ini bukan merek, bukan brand penting, dan saya juga tidak ingin sok-sok-an dan gak ngoyo untuk melakukan pencitraan. Namun, 3 tahun setelah hari itu, tepatnya hari ini saya mulai menyadari bahwa mempunyai Facebook Page itu penting, meski kita bukan produk jualan—atau setidaknya memang tidak berniat untuk menjual produk. Kenapa?
Saya ingin akun Facebook personal ini benar-benar untuk teman-teman yang saya ingin ajak ngobrol, yang bisa akrab ngobrolnya seperti saat ‘njagong’ bareng di warung nasi, tempat di mana saya bisa ngobrol tentang kekhawatian saya, tentang kegalauan saya menjadi seorang suami juga ayah bagi kedua anak laki-laki saya tanpa harus jaim, saya ingin Facebook personal akun saya ini menjadi rumah pribadi. Saya tidak kuatir digunjingkan karena di rumah saya selalu diterima apa adanya.
Bagaimana dengan Facebook Page (Bukan akun Facebook personal) saya ini https://www.facebook.com/BrilliantYotenega ?
fungsinya adalah seperti website pribadi saya, segala hal yang berkaitan dengan bisnis, pandangan politik, hasil-hasil karya saya dan lainnya, yang tidak berhubungan dengan kegiatan personal saya akan ada di FB Page. Maka, tidak akan ada foto saya yang sedang memakai kutangan dan celana pendek sambil nggendong anak saya yang akan diposting di FB Page. Karena sebagai website pribadi, maka saya harus sedikit pencitraan lah ya atau istilah kerennya tujuan FB Page saya ini untuk personal branding. Jika FB personal saya adalah rumah, maka FB Page saya ini adalah kantor.
Jadi, Anda ingin berkunjung ke rumah saya atau ke kantor baru saya yang ini: https://www.facebook.com/BrilliantYotenega?
Jika di rumah, saya bisa saja tidak mengijinkan Anda masuk, namun jika berkunjung ke kantor saya, sudah pasti Anda akan selalu diterima dengan baik. Kecuali Anda selalu mengundang saya untuk bermain game online seperti ‘Candy Crush’ dan teman-temannya, sudah pasti saya akan menolaknya. Tetapi jangan sekali-kali mengundang saya untuk nonton film yang bagus, saya akan segera melompat dari kuri dan bergegas menyusul ke bioskop, apalagi jika gratisan. 🙂

Tinggalkan komentar